Cinta tak harus dimulai dari tatapan mata atau rayuan manis. Ada cinta yang tumbuh dalam diam, dipanjatkan dalam doa, dan disampaikan dengan niat baik kepada wali. Itulah cinta yang memuliakan: taaruf.
Taaruf bukan sekadar perkenalan, tapi proses menjaga hati agar tetap suci sebelum halal. Dalam taaruf, dua insan saling mengenal tanpa melanggar batas, karena mereka tahu bahwa keberkahan lebih utama daripada perasaan sesaat.
Setelah taaruf, datanglah khitbah—ungkapan keseriusan yang melibatkan keluarga, bukan hanya kata manis berdua. Di sana, niat baik disampaikan secara terbuka, dengan harapan Allah meridai dan memantapkan hati.